Total Tayangan Halaman

Minggu, 02 Januari 2011

Pengalaman Longmarch tidak memakai alas kaki

Bismillah....ini memang baru yang pertama kalinya saya alami. Sebuah pengalaman yang dari dulu saya tunggu. Hari itu rabu tanggal 29 des 2010 saya memutuskan untuk pergi bersama sahabat baik saya Rima Midiyanti. Awalnya saya tidak akan ikut acara Diklatsar Arupadhatu SMA  itu, tetapi saya kira, ini adalah suatu tantangan baru bagi saya untuk melakukannya. Disana tepatnya di BUPER Gunung Puntang-bandung selatan, saya dan sahabat saya pergi menyusul yang lainnya. Seharusnya pada hari senin saya sudah berada disana, tetapi karena sahabat saya harus kuliah dulu, jadi kita berdua memutuskan untuk menyusul mereka. Sesampainya disana, kami pun bersiap" untuk terjun langsung kelapangan menemui panitia lainnya beserta pesertanya.
Ditempat yang pertama kalinya saya datangi adalah sebuah curug. Disana terdapat sebuah air terjun yang cukup indah untuk dinikmati. Ya...disitu saya dan kawan" lainnya akan melakukan praktek Mountainering. Kondisinya sangat memungkinkan sekali untuk bermain-main. Tetapi saya pun tahu diri bahwa disini sedang ada diklatsar. Setelah kegiatan itu selesai, kami pun kembali ke basecamp. Kami beristirahat untuk persiapan besok Longmarch.
Keesokan harinya, saya memutuskan untuk ikut Longmarch karena hal itu adalah hal yang sudah saya tunggu" dari dulu karena sebelumnya saya tidak mengikuti Longmarch dikarenakan sakit. Sepanjang jalan, saya begitu semangat meneriakan yel...yel dan bernyanyi bersama peserta maupun panitia lainnya.Karena posisi saya disini adalah sebagai alumni, saya sedikit terbebas dari senior" diatas saya. Kami pun Longmarch dari BUPER Gunung Puntang menuju SMAN 1 Baleendah. Begitu bangganya saya ketika bisa mengikuti acara ini.Diperjalanan menuju k sekolah, kami melewati bukit, sawah, ladang, sungai bahkan pemukiman penduduk. Ketika saya dan yang lainnya sedang berada di daerah pesawahan dan rawa, saya dan beberapa tim saya salah jalan, al hasil saya harus memutar ulang. Tapi sayangnya tidak ada jalan lagi, saya dan tim saya harus melewati semak belukar dan sisi kanan kiri jurang. Pada saat saya menuruni sebuah bukit yang dekat dengan sawah yang berundak-undak, saya kehilangan arah dan jejak senior saya. Untungnya saya masih bisa berteriak dan memanggil nama senior saya. Saya pun mengikuti apa yang diperintahkannya. Tetapi, ketika saya mencoba menuruni bukit itu, tiba" saja kaki saya terperosok kedalam semak". Bisa dikatakan jurang kecil, karena jika saya jatuh kesana, saya akan hanyut terbawa air. Meskipun tidak terlalu besar, saya mencoba untuk menarik kaki kanan saya tetapi tidak bisa, setelah beberapa saat saya menariknya sekuat tenaga, akhirnya saya pun bisa mengeluarkan kaki kanan saya.Tapi, sepatu saya tidak bisa diselamatkan. Dia terjatuh entah kemana. Disitu saya berfikir dan memutuskan untuk melepas sepatu yang sebelahnya lagi. Akhirnya saya pun melanjutkan perjalanan dengan tidak memakai alas kaki. Disitu saya berfikir dan merasakan bahwa betapa sakitnya jika kita tidak memakai alas kaki. Sepanjang jalan saya menelusuri jalan yang saya tuju. Banyak duri dan tanaman" beracun  yang saya injak. Tapi saya tidak peduli itu. Yang saya pikirkan saat itu hanyalah bagaimana saya dapat survive. Tidak terasa, saya dan yang lainnya hampir sampai tujuan. Disitu, saya sedang berada didekat pemukiman penduduk. Teman saya mengusulkan untuk membeli sendal jepit. Karena posisi kita berada sudah dijalan aspal. Takutnya kaki saya kenapa", saya menuruti perintah teman saya.
Sesampainya disekolah, sekitar pukul 21.00 start dari sana pukul 10.00 waktu yang cukup lama. Tapi saya merasa Alhamdulillah sekali karena saya bisa selamat sampai tujuan. Meski saya membawa oleh" kaki berdarah dan bengkak", saya merasa bangga karena baru kali ini saya mengikuti longmarch sepenuhnya. Dengan kondisi yang menyedihkan saya pun pada keesokan harinya memutuskan untuk pulang ke rumah karena acara resepsinya pun telah dilakukan tadi malam. Bayangkan saja kalo diibaratkan di kota, dari setiabudi ke bip jalankaki tanpa alaskaki, mening dikota jalannya lurus, coba di gunung, udah mah naik turun jalannya, banyak duri", ranjau, bebatuan, dll. Mantap pokonya mah...hahaha... Saya pun bisa bawa oleh" sendal jepit pula..hahaha...^_^ Semoga luka memar, baret, dan bengkak ini bisa cepat sembuh. Semangat! Keep smile and spirit...fighting!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar